Defragmentasi Otak
by Romi Satria Wahono Mas,  saya mahasiswa jurusan teknik informatika semester 4, saya kok merasa  otak saya bebal banget, nggak bisa nangkep mata kuliah dengan sempurna.  Gimana caranya supaya saya bisa cerdas dan pinter? (Ahmad, Depok)
Mas,  saya mahasiswa jurusan teknik informatika semester 4, saya kok merasa  otak saya bebal banget, nggak bisa nangkep mata kuliah dengan sempurna.  Gimana caranya supaya saya bisa cerdas dan pinter? (Ahmad, Depok)Hmm, supaya pinter ya belajar mas hehehe. Kalau dosen jawab seperti itu  pasti disebut basbang alias basi banget  Diskusi masalah kecerdasan manusia, tentu tidak bisa tanpa menyinggung masalah otak manusia, karena disini awal segala kisruhnya.  Kapasitas otak manusia sangat besar, bahkan ada yang menyebut tidak  terbatas. Hanya sayangnya orang biasanya hanya menggunakan 1% dari  otaknya, sedangkan orang jenius berhasil menggunakan 4-5% otaknya.  Lha  kok bisa? Dan bagaimana supaya kita juga bisa jadi cerdas? Ikuti terus  tulisan ini.
  Diskusi masalah kecerdasan manusia, tentu tidak bisa tanpa menyinggung masalah otak manusia, karena disini awal segala kisruhnya.  Kapasitas otak manusia sangat besar, bahkan ada yang menyebut tidak  terbatas. Hanya sayangnya orang biasanya hanya menggunakan 1% dari  otaknya, sedangkan orang jenius berhasil menggunakan 4-5% otaknya.  Lha  kok bisa? Dan bagaimana supaya kita juga bisa jadi cerdas? Ikuti terus  tulisan ini.
 Diskusi masalah kecerdasan manusia, tentu tidak bisa tanpa menyinggung masalah otak manusia, karena disini awal segala kisruhnya.  Kapasitas otak manusia sangat besar, bahkan ada yang menyebut tidak  terbatas. Hanya sayangnya orang biasanya hanya menggunakan 1% dari  otaknya, sedangkan orang jenius berhasil menggunakan 4-5% otaknya.  Lha  kok bisa? Dan bagaimana supaya kita juga bisa jadi cerdas? Ikuti terus  tulisan ini.
  Diskusi masalah kecerdasan manusia, tentu tidak bisa tanpa menyinggung masalah otak manusia, karena disini awal segala kisruhnya.  Kapasitas otak manusia sangat besar, bahkan ada yang menyebut tidak  terbatas. Hanya sayangnya orang biasanya hanya menggunakan 1% dari  otaknya, sedangkan orang jenius berhasil menggunakan 4-5% otaknya.  Lha  kok bisa? Dan bagaimana supaya kita juga bisa jadi cerdas? Ikuti terus  tulisan ini.Otak manusia tersusun dari neuron-neuron yang jumlah totalnya mencapai 1 trilyun. Walaupun kecil, konon kabarnya satu neuron itu memiliki kecepatan pemrosesan yang setara dengan satu unit komputer. Adam Kho lewat bukunya “I am Gifted, So Are You”  mengatakan bahwa otak itu apabila dituliskan dalam bentuk digital akan  menjadi  tulisan sepanjang 10.5 juta kilometer.  Ketika jarak terjauh  bumi dan bulan itu sekitar 406.720 km, maka kapasitas otak kita setara  dengan 25 kali perjalanan dari bumi ke bulan. Tambahan informasi lagi,  dari buku Super Great Memori dikatakan bahwa, jika setiap detik  dimasukkan 10 informasi kedalam otak kita sampai 100 tahun, maka otak  manusia masih belum terisi separuhnya. Ada beberapa peneliti yang  mencoba mengkuantifikasi kapasitas otak, ada yang menyebut 3 terabyte, dan ada juga yang menyebut mencapai 1000 terabyte.
Sedemikian dahsyatnya kapasitas otak kita, tapi sayangnya kita hanya menggunakan kurang dari 1%nya. Dan orang jenius seperti Albert Einstein, konon kabarnya juga hanya menggunakan 5% dari seluruh kapasitas otaknya.
Artinya apa? Manusia memiliki kapasitas  otak yang sama, yang implikasinya adalah sebenarnya kita semua memiliki  daya tangkap terhadap suatu materi pembelajaran sama. Dan tidak ada  manusia bodoh di muka bumi ini!
Lha kok, tapi di kelas ada yang cerdas dan ada yang tidak? Itu karena sistem retrieval (pencarian kembali) manusia berbeda-beda. Orang yang cerdas itu adalah orang yang memiliki sistem retrieval yang  baik. Seperti sebelumnya saya sebutkan diatas, kapasitas otak manusia  mungkin mencapai 1000 terabyte, bayangkan seandainya laptop kita  berkapasitas 1000 terabyte, pasti lambat melakukan pencarian file,  apalagi kalau letak fisik filenya tidak tertata dengan baik alias  terpecah-pecah di berbagai tempat dalam harddisk kita.
Trus gimana caranya supaya sistem  retrievalnya bagus? Ada banyak cara komputasi yang bisa dilakukan,  paling tidak untuk mengatasi informasi yang tidak tertata dengan baik,  kita menggunakan tool defragmenter. Defragmentasi? ya, lakukan defragmentasi pada otakmu! 
Sebagai catatan, kata wikipedia, defragmentasi adalah  sebuah proses untuk menangani berkas-berkas yang mengalami fragmentasi  internal. Sebuah berkas dikatakan terfragmentasi mana kala berkas  tersebut tidak menempati ruangan yang saling berdekatan dalam penyimpanan fisik.  Fragmentasi dapat menyebabkan subsistem media penyimpanan melakukan  operasi pencarian data yang lebih banyak, sehingga dengan kata lain  berkas terfragmentasi dapat memperlambat kerja sistem, khususnya pada  saat melakukan operasi yang berkaitan dengan media penyimpanan.
Jadi ketika kita menerima materi  pelajaran, sebenarnya kita semua berhasil menangkap semua yang diajarkan  oleh guru atau dosen kita. Namun ada yang kita simpan di bumi dan ada  yang terlempar di bulan, inilah yang disebut dengan fragmentasi itu.
Trus gimana caranya supaya kita bisa mendefragmentasi otak kita? Caranya adalah dengan mengulang-ulangi pelajaran.  Mengulang-ulang pelajaran, itu sama saja dengan menarik materi yang  terlempar di bulan tadi supaya mendekat ke bumi, sehingga lebih cepat  ketika kita mencari kembali. Dan ini sesuai dengan yang dikatakan Adam Kho, bahwa orang yang cerdas adalah orang yang neuron-neuronnya saling tersambung (neuron-connection). Semakin banyak hubungan antarneuron, maka semakin cerdas kita dalam suatu bidang. Kecerdasan itu bisa kita latih!
Sayapun tidak terlahir secara default sebagai orang cerdas, masa TK-SD saya pernah mengalami kendala sulit membedakan huruf b dan d. Sampai ada satu  ungkapan guru saya yang masih saya ingat sampai sekarang, “Rom, b itu yang bokong(pantat)nya dibelakang, dan d itu yang bokongnya di depan“. Ada juga guru yang menyebut saya terkena disleksia kompleks, plus ditambahi dengan anak yang suram masa depannya hehehe sempurna deh  
 
 
 Jadi? Kalau saya yang  disleksia kompleks saja bisa, kenapa anda tidak?  
 
 
 Wahai pedjoeangku, ulang-ulangi  pelajaran, banyak mencoba, banyak membaca, banyak berlatih, telani satu  persatu hal yang belum kamu pahami, hubungkan neuron-neuronmu, maka  kecerdasan akan mengikutimu …
Tetap dalam perdjoeangan!

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar